Kegiatan
: Ujian Akhir Semester
(UAS) GASAL
·
Prodi :
PAI
·
Mata
Kuliah : Etika Profesi Kependidikan
·
Jawaban NOMOR 2-6
2.) Cara Mengelola Dan Menawarkan Program-Program
Organnisasi Profesi Guru
Jabatan
profesi harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan
keseluruhan profesi, di Indonesia wadah ini telah ada diantaranya yakni
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesi
(ISPI), dll. Setiap organisasi pasti mempunyai misi begitu juga organisasi
profesi guru, misalnya saja PGRI menurut Basuni sebagaimana yang
dikutip oleh Soetcipto dalam bukunya “Profesi Keguruan” mempunyai misi
diantaranya misi politis /ideology, misi persatuan organisator, misi Profesi
dan misi kesejahteraan. Dari beberapa misi ini ternyata ada beberapa misi yang
belum teraplikasikan dengan baik diantaranya misi dalam meningkatkan mutu
profesional keguruan, maka dari itu perlu diadakan manajerial yang baik pada
setiap organisasi keguruan.Diantara cara menawarkan dan mengelola program-program
organisasi profesi guru adalah sebagai berikut;[4]
Ø Perubahan
manajemen profesi guru, karena selama ini guru hanya dianggap sebagai objek
para petinggi organisasi, dan hal ini harus diubah dengan memberdayakan semua
anggotanya sebagai subjek.
Ø Birokrat
pendidikan seharusnya berlaku adil kepada seluruh organisasi profesi guru yang
ada, jangan sampai dengan masuknya birokrat pendidikan ke dalam kepengurusan
organisasi profesi akan memandang sebelah mata organisasi profesi yang lain.
Selain itu birokrat harus memberikan otonomi penuh kepada semua organisasi
profesidalam mengelolanya.
Ø Organisasi
profesi guru harus membantu para guru untuk menjadi intelektual yang
transformative dan dinamis misalnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan,
seminar, atau dengan melakukan
penelitian ilmiah tentang masalah-masalah professional yang dihadapi oleh para
guru dewasa ini, dlsb.
Bekerjasama
antar organisasi profesi guru untuk mencapai tujuan bersama dalam memajukan dan
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia[5]
3.) Cara mensinergikan tugas manusia sebagai abdillah
dan kholifatullah fi al-ardzi
Allah menciptakan manusia sebagai
khalifahnya di muka bumi. Khalifah Allah merupakan realisasi dari memalihara,
memanfaatkan atau mengoptimalkan penggunaan semua anggota badan, alat-alat
potensial (indra, akal dan kalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna
menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup . Sedangkan manusia
sebagai Abdullah merupakan realisasi dari memelihara beban/tugas-tugas
kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi.
Manusia sebagai khalifah dimulai
dari sendiri yang harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya dihadapan
Allah, tugas manusia sebagai khalifah ini dapat bersinergi dengan tugas manusia
sebagai Abdullah, yaitu Manusia menjadi Khalifah di muka bumi untuk mengelola
apa-apa yang ada di dalamnya dan untuk saling bahu membahu antara sesama
manusia serta memakmurkan bumi ini, dan semua ini harus diniatkan hanya untuk
penghambaan diri kepada Allah (Abdullah).
Dalam dunia pendidikan tugas
seorang guru sebagai khalifah dalam hubungannnya dengan sesama adalah seorang
guru bertugas untuk mentarbiyah dan menta’dib anak didiknya, dengan segala
kemampuan dan potensinya dia berusaha untuk melaksanakan tugasya tersebut, dan
sebagai Hamba seorang guru melaksanakan tugasnya tersebut semata-mata karena
mengharapkan ridha Allah SWT, dengan penuh ikhlas dan istiqamah. Begitu juga
seorang murid juga harus mendayagunakan potensi yang diberikan oleh Allah dengan terus belajar semata-semata
untuk semakin dekat kepa Allah.[6]
4.) Mengembangkan mental professional yang dilandasi
semangat prophecy
Tatty S.B. Amran ,
seorang profesional muda, mengatakan
bahwa “untuk mengembangkan profesionalisme diperlukan KASAH (Knowledge,
Ability, Skill, Attitud, dan Habit), sebagaimana yang telah dikutip oleh
Muhammad Nurdin dalam bukunya yang berjudul Kiat Menjadi Guru Profesional,
yakni sebagai berikut;
a)
Knowledge
(Pengetahuan)
Dalam mengembangkan mental
professionalnya, yang pertama guru haruslah memiliki pengetahuan tentang
bidangnya, kemudian menambah dan mengasahnya, karena menambah ilmu pengetahuan
adalah hal yang mutlak bagi guru, dalam hal ini guru harus mengadakan skala
prioritas dalam mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi bidang mengajarnya, akan tetapi
bukan berarti guru hanya perlu mempelajari satu disiplin ilmu saja, karena
semakin banyak ilmu pengetahuan yang dipelajari, maka semakin banyak wawasan
seorang guru tentang berbagai ilmu. Hal ini berarti seorang guru akan lebih
berkompeten dalam menjalankan aktivitas mengajarnya.
b)
Ability
(kemampuan)
Kemampuan terdiri dari dua unsure,
yaitu yang bisa dipelajari dan yang alamiah. Pengetahuan dan keterampilan
adalah unsure yang bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah disebut dengan
bakat. Seorang guru yang mempunyai kemampuan tinggi akan selalu memperhitungkan
segala sesuatunya, Seberapa besar kemampuan bisa menghasilkan sebuah prestasi,
tergantung pada kemauan guru untuk terus berupaya mengasahnya. Karena prestasi
professionalism didapat dari unsure kemauan dan kemampuan.
c)
Skill
(Keterampilan)
Keterampilan merupakan salah satu
unsure kemampuan yang dapat dipelajari pada unsure penerapannya. Keterampilan
mengajar merupakan pegetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas guru dalam pengajaran.
Menurut Bafadal keterampilan yang
harus dimilki oleh seorang guru adalah; keterampilan merencanakan pengajaran,
keterampilan mengimplementasikan pengajaran, keterampilan menilai pengajaran.
Sedangkan Hamalik menyebutkan ada 13 keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru diantaranya adalah; Keterampilan guru sebagai pengajar, pemimpin
kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditur, perencana,
supervisor, motivator, dan sebagai konselor. Maka dari itu untuk mewujudkannya
guru harus terus menambah pengetahuan dan kemampuannya.
d)
Attitude
(sikap diri)
Sikap diri seseorang terbentuk oleh
suasana lingkungan yang mengitarinya. Sikap diri yang harus dipegang dan sangat
diperlukan dalam pengembangan profesionalisme adalah;
v Disiplin
yang tinggi, karena disiplin merupakan sikap diri yang tidak bisa dipaksakan
oleh sebuah peraturan
v Percaya
diri yang positif
v Akrab
dan Ramah (berwibawa)
v Akomodatif
v Berani
berkata karena benar
e) Habit
(Kebiasaan Diri)
Kebiasaan
adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan yang tumbuh dari dalam
pikiran. Menurut Aa Gym, kebiasaan diri yang harus terus dilakukan diantaranya
adalah sebagai berikut;
-
Beribadah dengan
benar dan istiqamah
-
Berakhlak baik
-
Belajar dan
berlatih tiada henti
-
Bekerja keras
dengan cerdas
-
Bersahaja dalam
hidup
-
Bantu sesame
-
Bersihkan hati
selalu
Itulah beberapa kebiasaan yang
harus terus dilakukan. Apalagi seorang guru yang menjadi tauladan bagi anak
didiknya, sudah barang tentu harus mempunyai kebiasaan yang baik, supaya anak
didiknya memberikan penilaian yang terbaik kemudian termotivasi dan
terinspirasi untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh gurunya.[7]
5.)
Tamsil
dari Ar-Rumi
Pada mulanya manusia di ciptakan oleh Allah sempurna yang
di beri akal fikiran dan hati, yang mampu untuk bisa membedakan mana yang baik
dan buruk untuk dirinya sendiri dan orang lain. Pada hakekatnya manusia
hidup telah dibekali nafsu oleh Allah sehingga menjadi sangat wajar jika
manusia salah, sebagaimana dalam Haditsnya Rasul bersabda;
الانسا
ن محا ل الخط ء و ا لنسيا ن
"Manusia
adalah tempatnya salah dan lupa",
berbeda dengan malaikat yang selalu taat dan tidak pernah mendurhakai Allah,
hal ini karena malaikat tidak mempunyai nafsu, begitu juga manusia dilengkapi
akal dan hati yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.
Dengan potensi yang diberikan oleh Allah tersebut manusia dapat
mendayagunakannya untuk menjadi manusia yang mulia di dunia dan akhirat. Salah
satunya ketika manusia mendayagunakan potensi tersebut dengan cara menuntut
ilmu, diantara manusia-manusia yang ada di dunia ini ada yang dimudahkan oleh
Allah dalam memahami ilmu-ilmu sehingga bisa menjadi seorang ‘Alim (guru atau
syekh), ketika manusia menyadari telah diberikan kelebihan oleh Allah berupa
kecerdasan maka manusia diperintahkan oleh Allah untuk tidak bersikap sombong
dan takabur, karena sesungguhnya semua kelebihan tersebut karena kehendak
Allah. Menyikapi hal itu manusia harus senantiasa berusaha tawadhu’ (rendah
hati) dengan terus menambah pengetahunnya untuk menjadi manusia yang cerdas
memanfaatkan kecerdasannya. Menilik dari kisah Burung merak yang mencabuti bulu
indah yang dianugerahkan oleh Allah, jangan sampai seorang ‘Alim meniru sikap
merak tersebut dengan berpura-pura menjadi orang yang jahil atau menjadi orang
yang jahil hanya karena takut menjadi sombong dan takabur. Karena sesungguhnya
manusia hidup adalah untuk berjuang melawan musuh (nafsu dan syetan). Dengan akalnya sesorang yang diberi kelebihan
harus terus mengendalikan nafsunya dan terus berlindung kepada Allah dari segala
macam keburukan-keburukan dengan terus belajar. Semakin orang cerdas seharusnya
juga semakin cerdas menyikapi kelebihannya dengan tidak takabur karena dia
sudah mengetahui dan memahami akibat dari sikap-sikap negative dan hati yang
kotor tersebut.[8]
6.) Al-Rasyid dan Ash-Shobur
Al-Rosyidu adalahYang
Maha Pandai dan Bijaksana. Atau Yang Maha Penyuluh. Atau Yang Maha Pemandu yang
merintis Jalan yang Benar. Nama ini dikaruniakan kepada segenap nabi, rasul,
wali Allah, ahli hikmah, dan syekh yang patut dipercaya. Sedangkan Ash-Shoburu
adalah Dzat yang tidak segera memberikan hukuman kepada orang yang durhaka.
Seorang guru
yang ditugaskan untuk mentarbiyah dan menta’dib anak didiknya mutlak harus
pandai, karena bagaima mungkin seorang guru yang tidak berpengetahuan bisa
mengajari murid-muridnya. Secara alami ada yang dianugerahi oleh Allah berupa
kecerdasan dan ada pula seseorang yang harus berusaha keras untuk menjadi
pandai dalam memahami ilmu-ilmu. Ketika seseorang mempunyai keinginan menjadi
seorang guru maka dia harus berusaha agar pantas menyandang predikat “guru”
salah satu caranya adalah dengan terus belajar dan berdo’a kepada Allah yang
Maha memahamkan dan Maha mengetahui agar Allah mempermudah diri kita memahami
ilmu-ilmu yang sedang kita pelajari, InsyaAllah Dia akan memberikan jalan jika
kita mau berusaha dengan tidak pernah putus asa belajar yang belum diketahui.
Sehingga pada akhirnya dia pantas menjadi seorang pendidik yang memberikan
bimbingan kepada siswa-siswi nya dengan bekal ilmu yang telah dipelajarinya
yang terpenting seorang guru tidak boleh merasa puas dengan ilmunya, sehingga
harus terus belajar dan belajar agar bisa menjadi guru yang benar-benar
professional dan berkompeten, maka dari itu seorang guru harus menjelmakan
sifat Rayid ini dalam dirinya.
Kemudian dalam menjalani hidup ini baik di
keluarga, masyarakat dan di lingkungan pendidikan, tidak selamanya mendapat
kemudahan akan tetapi terkadang mendapat rintangan dan kesulitan, maka dari itu
sikap yang harus ditunjukkan adalah dengan sabar. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
untuk tetap bersabar menurut Muhammad Nurdin dalam bukunya Kiat Menjadi Guru
Profesional adalah sebagai berikut;
Ø Keyakinan,
yaitu keyakinan atau keimanan akan kepastian (takdir) Allah atas makhluk,
terutama dalam hal sabar mendapat musibah.
Ø Menolak,
karena ada keyakinan di dalam diri dalam menolak dengan kuat setiap godaan dan
ujian itu, karena bila terus diikuti akan membawa kebinasaan.
Ø Do’a adalah
upaya yang paling efektif dalam mengatasi godaan tidak sabar.[9]
Memang hidup adalah perjuangan. Perjuangan tak luput dari ujian dan cobaan.
Misalnya saja setiap murid pasti menginginkan mendapat prestasi yang baik agar
bisa naik kelas misalnya, maka dari itu dia harus berjuang salah satunya dengan
mengikuti ujian atau test, ketika berhasil maka anak didik akan naik
tingkatannya kepada yang lebih tinggi. Begitu juga ketika manusia bersabar
menghadapi ujian maka akan naik derajatnya menjadi manusia yang selalu tabah
dalam berbagai kondisi.Sifat sabar yang dimiliki manusia ini tidak lain karena
dia telah berhasil menjelmakan Asma Allah Ash-Shabur dalam dirinya.[10]
[2] http://kegiatan –pendidikan
–yang-berpijak-pada-pendidikan.htm.com di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul
19.00 WIB
[3] http://Kajian ilmu.etika profesi
guru.htm-etika-guru-dengan murid// di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB
[5]
http//:
cara menawarkan dan mengelola program-program organisasi profesi guru.html di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB
[7]http//: Mengembangkan
mental professional menurut Tatty S.B. Amran.blogspot.com di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB
·
Prodi :
PAI
·
Mata
Kuliah : Etika Profesi Kependidikan
·
Jawaban NOMOR 2-6
2.) Cara Mengelola Dan Menawarkan Program-Program
Organnisasi Profesi Guru
Jabatan
profesi harus mempunyai wadah untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan
keseluruhan profesi, di Indonesia wadah ini telah ada diantaranya yakni
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesi
(ISPI), dll. Setiap organisasi pasti mempunyai misi begitu juga organisasi
profesi guru, misalnya saja PGRI menurut Basuni sebagaimana yang
dikutip oleh Soetcipto dalam bukunya “Profesi Keguruan” mempunyai misi
diantaranya misi politis /ideology, misi persatuan organisator, misi Profesi
dan misi kesejahteraan. Dari beberapa misi ini ternyata ada beberapa misi yang
belum teraplikasikan dengan baik diantaranya misi dalam meningkatkan mutu
profesional keguruan, maka dari itu perlu diadakan manajerial yang baik pada
setiap organisasi keguruan.Diantara cara menawarkan dan mengelola program-program
organisasi profesi guru adalah sebagai berikut;[4]
Ø Perubahan
manajemen profesi guru, karena selama ini guru hanya dianggap sebagai objek
para petinggi organisasi, dan hal ini harus diubah dengan memberdayakan semua
anggotanya sebagai subjek.
Ø Birokrat
pendidikan seharusnya berlaku adil kepada seluruh organisasi profesi guru yang
ada, jangan sampai dengan masuknya birokrat pendidikan ke dalam kepengurusan
organisasi profesi akan memandang sebelah mata organisasi profesi yang lain.
Selain itu birokrat harus memberikan otonomi penuh kepada semua organisasi
profesidalam mengelolanya.
Ø Organisasi
profesi guru harus membantu para guru untuk menjadi intelektual yang
transformative dan dinamis misalnya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan,
seminar, atau dengan melakukan
penelitian ilmiah tentang masalah-masalah professional yang dihadapi oleh para
guru dewasa ini, dlsb.
Bekerjasama
antar organisasi profesi guru untuk mencapai tujuan bersama dalam memajukan dan
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia[5]
3.) Cara mensinergikan tugas manusia sebagai abdillah
dan kholifatullah fi al-ardzi
Allah menciptakan manusia sebagai
khalifahnya di muka bumi. Khalifah Allah merupakan realisasi dari memalihara,
memanfaatkan atau mengoptimalkan penggunaan semua anggota badan, alat-alat
potensial (indra, akal dan kalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna
menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup . Sedangkan manusia
sebagai Abdullah merupakan realisasi dari memelihara beban/tugas-tugas
kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi.
Manusia sebagai khalifah dimulai
dari sendiri yang harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya dihadapan
Allah, tugas manusia sebagai khalifah ini dapat bersinergi dengan tugas manusia
sebagai Abdullah, yaitu Manusia menjadi Khalifah di muka bumi untuk mengelola
apa-apa yang ada di dalamnya dan untuk saling bahu membahu antara sesama
manusia serta memakmurkan bumi ini, dan semua ini harus diniatkan hanya untuk
penghambaan diri kepada Allah (Abdullah).
Dalam dunia pendidikan tugas
seorang guru sebagai khalifah dalam hubungannnya dengan sesama adalah seorang
guru bertugas untuk mentarbiyah dan menta’dib anak didiknya, dengan segala
kemampuan dan potensinya dia berusaha untuk melaksanakan tugasya tersebut, dan
sebagai Hamba seorang guru melaksanakan tugasnya tersebut semata-mata karena
mengharapkan ridha Allah SWT, dengan penuh ikhlas dan istiqamah. Begitu juga
seorang murid juga harus mendayagunakan potensi yang diberikan oleh Allah dengan terus belajar semata-semata
untuk semakin dekat kepa Allah.[6]
4.) Mengembangkan mental professional yang dilandasi
semangat prophecy
Tatty S.B. Amran ,
seorang profesional muda, mengatakan
bahwa “untuk mengembangkan profesionalisme diperlukan KASAH (Knowledge,
Ability, Skill, Attitud, dan Habit), sebagaimana yang telah dikutip oleh
Muhammad Nurdin dalam bukunya yang berjudul Kiat Menjadi Guru Profesional,
yakni sebagai berikut;
a)
Knowledge
(Pengetahuan)
Dalam mengembangkan mental
professionalnya, yang pertama guru haruslah memiliki pengetahuan tentang
bidangnya, kemudian menambah dan mengasahnya, karena menambah ilmu pengetahuan
adalah hal yang mutlak bagi guru, dalam hal ini guru harus mengadakan skala
prioritas dalam mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi bidang mengajarnya, akan tetapi
bukan berarti guru hanya perlu mempelajari satu disiplin ilmu saja, karena
semakin banyak ilmu pengetahuan yang dipelajari, maka semakin banyak wawasan
seorang guru tentang berbagai ilmu. Hal ini berarti seorang guru akan lebih
berkompeten dalam menjalankan aktivitas mengajarnya.
b)
Ability
(kemampuan)
Kemampuan terdiri dari dua unsure,
yaitu yang bisa dipelajari dan yang alamiah. Pengetahuan dan keterampilan
adalah unsure yang bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah disebut dengan
bakat. Seorang guru yang mempunyai kemampuan tinggi akan selalu memperhitungkan
segala sesuatunya, Seberapa besar kemampuan bisa menghasilkan sebuah prestasi,
tergantung pada kemauan guru untuk terus berupaya mengasahnya. Karena prestasi
professionalism didapat dari unsure kemauan dan kemampuan.
c)
Skill
(Keterampilan)
Keterampilan merupakan salah satu
unsure kemampuan yang dapat dipelajari pada unsure penerapannya. Keterampilan
mengajar merupakan pegetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas guru dalam pengajaran.
Menurut Bafadal keterampilan yang
harus dimilki oleh seorang guru adalah; keterampilan merencanakan pengajaran,
keterampilan mengimplementasikan pengajaran, keterampilan menilai pengajaran.
Sedangkan Hamalik menyebutkan ada 13 keterampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru diantaranya adalah; Keterampilan guru sebagai pengajar, pemimpin
kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditur, perencana,
supervisor, motivator, dan sebagai konselor. Maka dari itu untuk mewujudkannya
guru harus terus menambah pengetahuan dan kemampuannya.
d)
Attitude
(sikap diri)
Sikap diri seseorang terbentuk oleh
suasana lingkungan yang mengitarinya. Sikap diri yang harus dipegang dan sangat
diperlukan dalam pengembangan profesionalisme adalah;
v Disiplin
yang tinggi, karena disiplin merupakan sikap diri yang tidak bisa dipaksakan
oleh sebuah peraturan
v Percaya
diri yang positif
v Akrab
dan Ramah (berwibawa)
v Akomodatif
v Berani
berkata karena benar
e) Habit
(Kebiasaan Diri)
Kebiasaan
adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan yang tumbuh dari dalam
pikiran. Menurut Aa Gym, kebiasaan diri yang harus terus dilakukan diantaranya
adalah sebagai berikut;
-
Beribadah dengan
benar dan istiqamah
-
Berakhlak baik
-
Belajar dan
berlatih tiada henti
-
Bekerja keras
dengan cerdas
-
Bersahaja dalam
hidup
-
Bantu sesame
-
Bersihkan hati
selalu
Itulah beberapa kebiasaan yang
harus terus dilakukan. Apalagi seorang guru yang menjadi tauladan bagi anak
didiknya, sudah barang tentu harus mempunyai kebiasaan yang baik, supaya anak
didiknya memberikan penilaian yang terbaik kemudian termotivasi dan
terinspirasi untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh gurunya.[7]
5.)
Tamsil
dari Ar-Rumi
Pada mulanya manusia di ciptakan oleh Allah sempurna yang
di beri akal fikiran dan hati, yang mampu untuk bisa membedakan mana yang baik
dan buruk untuk dirinya sendiri dan orang lain. Pada hakekatnya manusia
hidup telah dibekali nafsu oleh Allah sehingga menjadi sangat wajar jika
manusia salah, sebagaimana dalam Haditsnya Rasul bersabda;
الانسا
ن محا ل الخط ء و ا لنسيا ن
"Manusia
adalah tempatnya salah dan lupa",
berbeda dengan malaikat yang selalu taat dan tidak pernah mendurhakai Allah,
hal ini karena malaikat tidak mempunyai nafsu, begitu juga manusia dilengkapi
akal dan hati yang menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.
Dengan potensi yang diberikan oleh Allah tersebut manusia dapat
mendayagunakannya untuk menjadi manusia yang mulia di dunia dan akhirat. Salah
satunya ketika manusia mendayagunakan potensi tersebut dengan cara menuntut
ilmu, diantara manusia-manusia yang ada di dunia ini ada yang dimudahkan oleh
Allah dalam memahami ilmu-ilmu sehingga bisa menjadi seorang ‘Alim (guru atau
syekh), ketika manusia menyadari telah diberikan kelebihan oleh Allah berupa
kecerdasan maka manusia diperintahkan oleh Allah untuk tidak bersikap sombong
dan takabur, karena sesungguhnya semua kelebihan tersebut karena kehendak
Allah. Menyikapi hal itu manusia harus senantiasa berusaha tawadhu’ (rendah
hati) dengan terus menambah pengetahunnya untuk menjadi manusia yang cerdas
memanfaatkan kecerdasannya. Menilik dari kisah Burung merak yang mencabuti bulu
indah yang dianugerahkan oleh Allah, jangan sampai seorang ‘Alim meniru sikap
merak tersebut dengan berpura-pura menjadi orang yang jahil atau menjadi orang
yang jahil hanya karena takut menjadi sombong dan takabur. Karena sesungguhnya
manusia hidup adalah untuk berjuang melawan musuh (nafsu dan syetan). Dengan akalnya sesorang yang diberi kelebihan
harus terus mengendalikan nafsunya dan terus berlindung kepada Allah dari segala
macam keburukan-keburukan dengan terus belajar. Semakin orang cerdas seharusnya
juga semakin cerdas menyikapi kelebihannya dengan tidak takabur karena dia
sudah mengetahui dan memahami akibat dari sikap-sikap negative dan hati yang
kotor tersebut.[8]
6.) Al-Rasyid dan Ash-Shobur
Al-Rosyidu adalahYang
Maha Pandai dan Bijaksana. Atau Yang Maha Penyuluh. Atau Yang Maha Pemandu yang
merintis Jalan yang Benar. Nama ini dikaruniakan kepada segenap nabi, rasul,
wali Allah, ahli hikmah, dan syekh yang patut dipercaya. Sedangkan Ash-Shoburu
adalah Dzat yang tidak segera memberikan hukuman kepada orang yang durhaka.
Seorang guru
yang ditugaskan untuk mentarbiyah dan menta’dib anak didiknya mutlak harus
pandai, karena bagaima mungkin seorang guru yang tidak berpengetahuan bisa
mengajari murid-muridnya. Secara alami ada yang dianugerahi oleh Allah berupa
kecerdasan dan ada pula seseorang yang harus berusaha keras untuk menjadi
pandai dalam memahami ilmu-ilmu. Ketika seseorang mempunyai keinginan menjadi
seorang guru maka dia harus berusaha agar pantas menyandang predikat “guru”
salah satu caranya adalah dengan terus belajar dan berdo’a kepada Allah yang
Maha memahamkan dan Maha mengetahui agar Allah mempermudah diri kita memahami
ilmu-ilmu yang sedang kita pelajari, InsyaAllah Dia akan memberikan jalan jika
kita mau berusaha dengan tidak pernah putus asa belajar yang belum diketahui.
Sehingga pada akhirnya dia pantas menjadi seorang pendidik yang memberikan
bimbingan kepada siswa-siswi nya dengan bekal ilmu yang telah dipelajarinya
yang terpenting seorang guru tidak boleh merasa puas dengan ilmunya, sehingga
harus terus belajar dan belajar agar bisa menjadi guru yang benar-benar
professional dan berkompeten, maka dari itu seorang guru harus menjelmakan
sifat Rayid ini dalam dirinya.
Kemudian dalam menjalani hidup ini baik di
keluarga, masyarakat dan di lingkungan pendidikan, tidak selamanya mendapat
kemudahan akan tetapi terkadang mendapat rintangan dan kesulitan, maka dari itu
sikap yang harus ditunjukkan adalah dengan sabar. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan
untuk tetap bersabar menurut Muhammad Nurdin dalam bukunya Kiat Menjadi Guru
Profesional adalah sebagai berikut;
Ø Keyakinan,
yaitu keyakinan atau keimanan akan kepastian (takdir) Allah atas makhluk,
terutama dalam hal sabar mendapat musibah.
Ø Menolak,
karena ada keyakinan di dalam diri dalam menolak dengan kuat setiap godaan dan
ujian itu, karena bila terus diikuti akan membawa kebinasaan.
Ø Do’a adalah
upaya yang paling efektif dalam mengatasi godaan tidak sabar.[9]
Memang hidup adalah perjuangan. Perjuangan tak luput dari ujian dan cobaan.
Misalnya saja setiap murid pasti menginginkan mendapat prestasi yang baik agar
bisa naik kelas misalnya, maka dari itu dia harus berjuang salah satunya dengan
mengikuti ujian atau test, ketika berhasil maka anak didik akan naik
tingkatannya kepada yang lebih tinggi. Begitu juga ketika manusia bersabar
menghadapi ujian maka akan naik derajatnya menjadi manusia yang selalu tabah
dalam berbagai kondisi.Sifat sabar yang dimiliki manusia ini tidak lain karena
dia telah berhasil menjelmakan Asma Allah Ash-Shabur dalam dirinya.[10]
[2] http://kegiatan –pendidikan
–yang-berpijak-pada-pendidikan.htm.com di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul
19.00 WIB
[3] http://Kajian ilmu.etika profesi
guru.htm-etika-guru-dengan murid// di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB
[5]
http//:
cara menawarkan dan mengelola program-program organisasi profesi guru.html di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB
[7]http//: Mengembangkan
mental professional menurut Tatty S.B. Amran.blogspot.com di akses tanggal 7 Desember 2012 pukul 19.00 WIB
Posting Komentar